Seni Musik, Tari, Teater, Sastra, Karawitan (Tradisional), Rupa (Desain), Mancanegara

Translate

Sedikit Sejarah Tentang Not Balok

Sedikit Sejarah Tentang Not Balok

clip_image001

Apakah sobat-sobat suka mendengarkan musik? Lalu, jenis musik apa yang sobat-so-bat suka? Apa pun jenis musik yang sobat-sobat suka, yang penting bisa menghibur kita. Musik itu ajaib! Bisa membuat kita menanqis, tertawa, atau bahkan kedua-duanya pada saat yang bersamaan. Musik tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia.
Menurut pcndapat J. Lull, psikologi musik asal Inggris, pada umumnya setiap manusia mempunyai perasaan musikal. Saat lahir ke dunia, bayi sudah dianugerahi kepekaan terhadap musik. Bahkan, penelitian terakhir menyatakan, bayi yang masih berada dalam kandungan pun akan ikut mendengarkan musik yang didengarkan oleh ibunya, lho...
Menunut penelitian yang dilakukan oleh Julius Portnoy. seorang pakar di
bidang musik, ternyata musik dapat mengubah laju metabolisms tubuh, me- ningkatkan atau menurunkan tekanan darah, dan memengaruhi tingkat energi tubuh. Makanya kita sering merasa ikut terhanyut saat mendengarkan musik. Musik yang tenang, benar-benar membawa efek menenangkan bagi tubuh karena merangsang terbentuknya hormon endorfin. Hormon endorfin adalah hormon yang bekerja bertentangan dengan hormon andrenalin. Kalau tubuh Kita banyak menqhasilkan hormon
endorfin, otomatis kita akan jadi lebih rileks, bahkan cenderung mengantuk. Apalagi kalau kita mendengarKan musik klasik...
Selain itu, menurut penelitian dari Universitas California Irvine di AS, musik memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap otaK bagian tertentu. Nada-nada suara yang dihasilkan oleh musik akan mengaKtifkan sejumlah titik tertentu pada sistem saraf manusia yang berhubungan langsung dengan pusat -pusat motivasi. Jadi, sejumlah jenis musik tertentu akan membangkitkan motivasi atau semangat pada orang yang mendengarkannya. Nggak heran kalau kita mendengar lagu-lagu yang iramanya seru, kita juga jadi semangat, minimal kita jadi pengen gerak.
Selain mendengarkan musik, di antara sobat-sobat pasti ada juga yang hobi bermain musik, bukan? Musik itu identik dengan not-not balok. Notasi balok atau susunan nada yang ditulis dalam paranada, dan dibagi dalam be- berapa birama, memang hal yang wajib dalam pelajaran musik. Dalam membu- nyikan instrumen musik atau bernyanyi, not baloklah yang menjadi panduannya.
O iya, sobat-sobat... Yang dimaksud dengan paranada adalah lima garis horizontal panjang. Sedangkan yang dimaksud dengan birama adalah garis vertikal.
Dulu, seorang musisi bernama Guido d'Arezo (995-1055). menqgunakan "
sistem 6 not atau hexa"chora di Eropa untuk mengetes tingginya nada suara
penyanyi di zaman itu. Sistem Ut - Re -Mi Fa - Sol - La, ini masih dipakai sampai ratusan tahun kemudian. Karena hanya terdiri atas 6 nada, terjadi penumpukan hexachord untuk menutupi seluruf oktaf.
Susunan yang disebut dengan continental six-note Ut - Re - Mi ini kemudian dibuat lebih sederhana di Inggris menjadi four-note system atau sistem 4 not Potongannya dan susunan not di atas, tetapi hanya bagian dari C ke C saja, yaitu: Fa - Sol - La - Fa - Sol - La - Mi - Fa. Sistem not inilah yang dibawa oleh koloni Inqgris saat berlayar mencari negara jajanan baru dan menjadi pelajaran dasar para penyanyi legendaris di Inggris.
Solmisasi dalam bentuk inisial untuk memudahkan membaca tiap suku kata U-R-M-F-S-L, pertama kali ditulis oleh John Windet dengan 46 not dan di cetak di Ingqris pada tahun 1562 untuk komposisi "The Sternhold & Hopkins Psalter". Seabad kemudian, pada tahun 1698 di Boston juqa dicetak edisi ke-9 dari "Bay Psalme Book" yang sebelumnya hanya berupa teks dengan sistem 4 not dan inisial untuk setiap nada. Karya ini diakui sebagai buku musik pertama yang dicetak di dunia. Pada saat itu, not bentuk wajik menjadi standar not musik.
Pada awal tahun 1700-an, munculah satu inovasi baru lagi dalam penulisan not musik. Akan tetapi, dengan inisial 4 huruf yaitu M-F-S-L di dalam pa- ranada dan dibatasi oleh birama, namun tanpa adanya not berbentuk wajik. Pan jang pendeknya not ditentukan oleh titiK yang ada di sebelah not tersebut. Setiap satu titik berarti 2x panjang atau ketukan not tersebut. Lalu kemudian... munculah buku pertama yang dicetak dengan bermacam-macam bentuk not, judul buku tersebut adalah Easy Instructor yang ditulis oleh William Little dan William Smith pada tahun 1801. Segitiga untuk Fa, elips untuk Sol, bujur sangkar untuk La dan belah ketupat untUK Mi. Pada tahun 1803, terbit pulalah buku The Musical Primer, yang ditulis oleh Andrew Law dengan menggunakan not balok yang sama, tetapi tanpa paranada seperti yang sudah dikenal sebelumnya.
Dalam perkembanqannya, sistem Fa -sol - La tersebut dilengkapi hingga 8 nada (C - C) dan dipakai untuk melagukan nada, baik untuk bernyanyi maupun bermain alat musik. Bentuknya pun menjadi umum, bulat cenderung elips. Nada ditentukan oleh posisinya pada paranada. Sementara itu, tradisi Fa -Sol - La yang lama masih digunakan di beberapa tempat tertentu sampai sekarang, khususnya untuk menyanyikan himne, gospel (nyanyian pujian di gereja), atau nyanyian yang dilagukan tanpa alat musik, atau biasa yang kita kenal dengan acapella, Nah, sobat-sobat..., kita belajar not balok yuuk...!

READ MORE - Sedikit Sejarah Tentang Not Balok

Asal Usul/Sejarah Not Balok

Asal Usul/Sejarah Not Balok

Sebagai musisi, anda pasti mengenal apa itu “NOTASI” tetapi tahukah anda sejak kapan dipakai untuk menuliskan sebuah lagu?
Di Ugarit, Syria ditemukan beberapa tulisan persegi (dari th 1400 sM) yang menyanyikan lagu2 dalam bhs Huri, disertai sejenis notasi, tetapi tidak berhasil untuk di tiru atau di nyanyikan ulang. Begitu juga tidak ada kepastian apakah bangsa Ibrani mempunyai suatu sistem notasi, memang telah di usahakan untuk menafsirkan tanda-tanda tekanan suara dari naskah Ibrani, sebagai bentuk notasi, tetapi ternyata tidak berhasil, sebab tanda-tanda tekanan suara itu lebih diperuntukan untuk mengucapkan daripada untuk musik, disamping itu
tanda2 tersebut merupakan tambahan yang dibuat dari karya aslinya. Dengan tidak adanya notasi musik yang dibakukan ataupun yang bisa ditulis, kita tidak akan bisa menyebar luaskan satu karya musik ataupun
mewariskannya ke generasi penerus. Karena adanya notasi musik inilah, maka hingga saat ini kita masih bisa tetap menikmati hasil karya dari Bach, Mozart maupun Beethoven.
Siapa sebenarnya pencetus ide dari notasi musik barat modern seperti yang kita kenal sekarang ini? Pada abad ke sebelas (995-1050) seorang rahib dari ordo Benediktin yang bernama Guido dari Arezzo berusaha mengajarkan kepada siswa-siswinya untuk menghafal nada2 dari c-d-e-f-g-a. Karena ia sudah hafal dan sudah akrab di telinganya dengan “Ut Queant Laxis”, lagu Nasrani tentang Yohanes, maka ia menciptakan alat mnemonis: UT-queant laxis RE-sonare fibris MI-re gestorum FA-muli tuorum SOL-ve pollutis LA-biis reatum Sancte Iohannes Suku kata asli dari kata2 ke enam ungkapan ini telah bisa dijadikan nama nada: ut, te, mi, fa, sol, la. Hingga saat ini kita masih menggunakan sistem ini, hanya untuk kata UT telah dirobah menjadi DO dan setelah La masih ada tambahan Si. Guido dari Arezzo inilah yang membebaskan ketergantungan manusia pada abad sebelumnya daripada tradisi oral yang turun menurun diwariskan. Karena adanya nada notasi musik inilah maka umat manusia sekarang ini bisa memiliki harta simpanan yang sangat besar berupa ratusan ribu karya musik mulai dari karya musik yang berat, sampai ke lagu2 yang sederhana sampai dengan simfoni2 yang rumit. Melalui notasi ini pulalah, musik mulai bisa ditulis dan diajarkan dari lembaran musik, teori musik pun bisa diikuti melalui notasi dengan mana lebih mudah untuk mempelajari sebuah lagu maupun instrumen dari musik, dan mulai saat itu pula polifoni (lebih dari satu irama yang bisa dimainkan bersamaan) begitu juga dengan menciptakan keharmonian dalam nada musik maupun lagu. Dari sekolah Notre Dame di Paris terciptakan motet. Motet adalah awal harmoni empat bagian soprano, alto, tenor dan bas.
John C Hatton yang hidup diabad ke 18 tepatnya pada tahun 1793 telah menciptakan satu melodi yang lebih dikenal dengan nama “Duke Street”, berdasarkan nama jalan tempat dimana ia tinggal di St Helen, Inggris.

Source:konjiberayak.blogspot.com/

READ MORE - Asal Usul/Sejarah Not Balok

10 Karya Seni Terbaik Dari Secangkir Kopi

READ MORE - 10 Karya Seni Terbaik Dari Secangkir Kopi

Indonesian National Orchestra: Orkestra Musik Tradisional Pertama Dunia

Indonesia memiliki orchestra musik tradisional pertama di dunia. Bila di Barat sudah ratusan tahun memiliki musik orkestra modern yang digunakan hingga sekarang ini, di Timur lahir orkestra musik tradisional yang diwakili dari seluruh wilayah Indonesia. Orkestra musik tradisional ini tergabung dalam  Indonesian National Orchestra (INO) .
“Bila dalam ujicoba orchestra musik tradisional ini berhasil, kita akan menjadi negara pertama di dunia yang memiliki national orchestra yang berbeda dengan orchestra musik umumnya selama ini yang bersumber dari  barat,” kata Franky Raden, pimpinan INO saat latihan di gedung Sapta Pesona Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Jakarta, 4 Mei 2010.

INO melakukan pertunjukan perdana sebagai ujicoba performance mereka di Balairung Gedung Sapta Pesona Jakarta pada 12 Mei 2010. Dalam pegelaran musik tradisional yang difasilitasi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) ini dihadiri para  musikus kreatif termasuk para maestro musik tradisional di Indonesia.
Menurut Frangky, ada tiga hal yang mendasari berdirinya INO , yakni estetika, bisnis dan politik. Dalam hal estetika, Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan budaya musik hampir tidak terbatas. Ragam bahasa musik Nusantara telah berkembang selama sedikitnya 3.000 tahun sehingga mampu menghasilkan bentuk-bentuk estetika musik yang sangat kokoh di wilayah budaya kita dari Sabang hingga Merauke.
Dengan kekayaan bahasa estetika ini akan membuat karya musik Indonesia tak pernah kering dan selalu membawa pembaharuan. “Kekayaan bahasa estetika ini menjadi sumber dari lahirnya INO yang ke depan  siap bersaing di panggung internasional dengan orchestra ternama manapun,” kata Franky yang dikenal sebagai Etnomusikolog .
Dari segi bisnis, INO akan menjadi produk budaya khas Indonesia yang memiliki nilai jual dan ekspor sangat tinggi karena keunikannya. Dengan nilai jualnya ini INO diharapkan menjadi sebuah orkestra profesional yang dapat menghidupi para pemainnya secara financial. Selain itu INO juga akan bekerja keras untuk menjadi produk unggulan industri kreatif Indonesia yang dapat bersaing di pasar musik internasional.
“Saya berharap INO menjadi wadah bagi para pemusik Indonesia yang kreatif dan jenius untuk tampil berlaga dalam gedung-gedung konser yang bertebaran di benua Eropa, Amerika, dan Asia-Pasifik,” katanya.
Sementara dari  segi politik, INO akan menjadi ujung tombak pergulatan ideologi antara pelbagai negara di dunia yang saat ini berlomba-lomba menyebarkan pengaruh kekuasaan dan hegemoni mereka melalui produk-produk budaya yang merupakan soft power. Seperti apa yang dikatakan oleh Immanuel Wallerstein jauh-jauh hari, kegiatan budaya dewasa ini sudah menjadi arena dari pertarungan ideologi di panggung internasional.
Melalui kegiatan budaya inilah negara-negara yang kuat menjaring lawan-lawan mereka untuk masuk ke dalam kerangka pemikiran ekonomis maupun politik yang dapat mereka kendalikan. Dalam konteks kehidupan masyarakat paska-kolonial, negara yang tidak memiliki kekuatan resistensi terhadap pertarungan budaya global ini akan mudah menjadi mangsa yang tanpa daya. “Keberadaan INO ingin memposisikan diri sebagai bentuk pertahanan dan perlawanan terhadap kekuatan dominasi dari luar yang setiap saat siap membuat kita menjadi tergantung kepada mereka khususnya ketergantungan dari musikal dan budaya,” katanya.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pemasaran Kembudpar Noviendi Makalam merasa bangga dengan banyaknya musik tradisional Indonesia yang berhasil dilestarikan sehingga mengharumkan bangsa di berbagai pentas dunia. “Kehadiran INO jelas akan memberikan warna musik Indonesia di pentas dunia apalagi sajian musiknya menarik dan unik,” katanya.
Lebih dari 50 alat musik tradisional dari berbagai daerah di tanah air dimainkan dalam acara pegelaran tersebut. Dari alat musik tradisional itu juga ditampilkan alat musik hasil ciptaan sendiri oleh tiga orang local genius, yakni Anusirwan (Sumatera Barat) yang membuat rebab besar dan perangkat perkusi metalofon baru,  Bona Alit (Bali) yang membuat rebab raksasa, dan I Nyoman Windha (Bali) membuat jegog raksasa.
Sumber: Budpar

READ MORE - Indonesian National Orchestra: Orkestra Musik Tradisional Pertama Dunia

Fakta Batik Indonesia

Perjuangan Indonesia untuk mendapatkan pengakuan dunia atas batik sebagai warisan

budaya asli Indonesia tidak sia-sia. United Nation Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) DIPASTIKAN akan mengukuhkan tradisi batik sebagai salah satu budaya warisan dunia ASLI INDONESIA pada 2 Oktober 2009 di Perancis. Sebelumnya, wayang dan keris juga telah mendapat pengakuan yang sama dari UNESCO.

Dan untuk untuk menghormati dipatenkannya batik sebagai warisan budaya oleh Dunia, Presiden Bambang Yudhoyono mengharapkan masyarakat pada tanggal 2 Oktober 2009 untuk memakai Batik sebagai bentuk penghormatan.

Mengingat Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama, tidak ada salahnya jikia kita simak Fakta-fakta seputar Batik yang perlu diketahui berikut :

  • Batik (atau kata Batik) berasal dari bahasa Jawa yaitu: “amba” yang berarti menulis dan “nitik”.
  • Teknik pembuatan corak Batik – menggunakan canting atau cap – dan pencelupan kain dengan menggunakan bahan perintang warna corak “malam” (wax) yang diaplikasikan di atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna. Dalam bahasa Inggris teknik ini dikenal dengan istilah wax-resist dyeing. Jadi kain batik adalah kain yang memiliki ragam hias atau corak yang dibuat dengan canting dan cap dengan menggunakan malam sebagai bahan perintang warna.
  • Teknik Batik hanya bisa diterapkan di atas bahan yang terbuat dari serat alami seperti katun, sutra, wol dan tidak bisa diterapkan di atas kain dengan serat buatan (polyester). Kain yang pembuatan corak dan pewarnaannya tidak menggunakan teknik ini dikenal dengan kain bercorak batik – biasanya dibuat dalam skala industri dengan teknik cetak (print) – adalah bukan kain batik.
  • Pekerjaan membatik lazimnya dilakukan oleh perempuan sehingga motif atau corak batik cenderung feminin. Terkecuali beberapa daerah pesisir, batik memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak “Mega Mendung” pekerjaan membatik lazim dilakukan oleh kaum pria.
  • Teknik membatik telah dikenal sejak ribuan tahun yang silam. Tidak ada keterangan sejarah yang cukup jelas tentang asal usul batik. Ada yang menduga teknik ini berasal dari bangsa Sumeria, kemudian dikembangkan di Jawa setelah dibawa oleh para pedagang India. Saat ini batik bisa ditemukan di banyak negara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, India, Sri Lanka, dan Iran. Selain di Asia, batik juga sangat populer di beberapa negara di benua Afrika. Walaupun demikian, batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik yang berasal dari Indonesia, terutama dari Jawa.
  • Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
  • Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari
  • Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.
  • Batik pertama kali diperkenalkan kepada dunia dan dipopulerkan oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB.
  • Perlu waktu 3 (tiga) tahun bagi Indonesia untuk mendapatkan pengakuan terhadap budaya batik sebagai budaya MILIK INDONESIA setelah 6 (enam) negara perwakilan Unesco melakukan pengkajian dan verifikasi.
  • Perusahaan swasta produsen film dokumenter asal Malaysia, yakni KRU Sdn. Bhd. telah membuat film berjudul “Batik”. Di situ dijelaskan bahwa batik Malaysia BERASAL DARI BATIK JAWA yang telah didesain menurut kultur Melayu di Malaysia. Begitu pula sejarah datangnya batik Jawa ke negara Malaysia.
  • Ada satu hal lagi yang lebih penting: MALAYSIA TIDAK PERNAH MEMATENKAN BATIK, karena BATIK MILIK INDONESIA. Yang dipatenkan oleh Malaysia HANYA MOTIF DAN CORAK, BUKAN BATIKNYA……Source:konjiberayak.blogspot.com
READ MORE - Fakta Batik Indonesia

Seperti Apakah Sastra dan Musik Mengiringi Sejarah Islam?

Seni telah lama berkembang. Bidang ini juga menjadi bagian dalam perkembangan peradaban Islam. Salah satunya adalah penulisan sastra. Banyak sastrawan bermunculan dengan berbagai karya mereka. Di sisi lain, seni musik pun mendapatkan ruang dan para musisi diberi kesempatan untuk mengembangkan potensinya.
Sastra mulai berkembang saat pemerintahan Dinasti Abbasiyah. Puncaknya, termasuk dalam perdagangan, terjadi pada masa kepemimpinan Khalifah Harun Al Rasyid dan putranya, Al Ma’mun. Para sastrawan masa itu banyak melahirkan karya besar. Bahkan, mereka juga memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan sastra pada masa pencerahan di Eropa.

Philip K Hitti dalam bukunya History of The Arabs mengatakan, pada masa itu sastra mulai dikembangkan oleh Abu Uthman Umar bin Bahr Al Jahiz. Ia mendapatkan julukan sebagai guru sastrawan Baghdad. Al Jahiz dikenal dengan karyanya yang berjudul Kitab Al Hayawan atau Kitab Hewan. Ini merupakan sebuah antologi anekdot binatang, perpaduan rasa ingin tahu antara fakta dan fiksi. Ia pun menulis karya lain, Kitab Al Bukhala, yang merupakan kajian tentang karakter manusia.
Perkembangan sastra ini kemudian terus berlanjut hingga mencapai masa puncaknya pada sekitar abad ke-10.
Bermunculan nama-nama sastrawan yang memiliki pengaruh besar, yaitu Badi Al Zaman Al Hamadhani, Al Tsa'alibi dari Naisabur, dan Al Hariri. Al Hamadhani dikenal sebagai pencipta maqamat, sejenis anekdot yang isinya dikesampingkan oleh penulisnya untuk mengedepankan kemampuan puitisnya. Namun, dari sekitar 400 yang ditulisnya, hanya ada 52 yang masih bisa ditelusuri jejaknya.
Seorang sastrawan lainnya, Al Hariri, lebih jauh mengembangkan maqamat. Ia menjadikan karya-karya Al Hamadhani sebagai model. Melalui maqamat ini, baik Al Hamadhani dan Al Hariri, menyajikan anekdot sebagai alat untuk menyamarkan kritik-kritik sosial terhadap kondisi yang ada di tengah masyarakat.
Menurut Philip K Hitti, sebelum maqamat berkembang, ada sastrawan yang merupakan keturunan langsung Marwan, khalifah terakhir Dinasti Abbasiyah. Sastrawan itu bernama Abu Al Faraj Al Ishbahani. Ia lebih dikenal dengan panggilan Al Ishfahani. Abu Al Faraj tinggal di Aleppo, Suriah, untuk menyelesaikan karya besarnya, Kitab Al Aghni. Ini merupakan sebuah warisan puisi dan sastra yang berharga. Buku ini juga dianggap sebagai sumber utama untuk mengkaji peradaban Islam.
Sejarawan terkenal, Ibnu Khaldun, menyebut karya Abu Al Faraj sebagai catatan resmi bangsa Arab. Bahkan, saking berharganya karya itu, sejumlah figur ternama dalam pemerintahan, seperti Al Hakam dari Andalusia, mengirimkan seribu keping emas kepada Abu Al Faraj sebagai hadiah. Sebelum pertengahan abad ke-10, draf pertama dari sebuah karya yang kemudian dikenal dengan Alf Laylah wa Laylah (Seribu Satu Malam) disusun di Irak. Acuan utama penulisan draf ini dipersiapkan oleh Al Jahsyiyari.
Awalnya, ini merupakan karya Persia klasik, Hazar Afsana. Karya itu berisi beberapa kisah yang berasal dari India. Lalu, Al Jahsyiyari menambahkan kisah-kisah lain dari penutur lokal. Sastrawan lain yang kemudian muncul pada masa Abbasiyah adalah Abu Al Tayyib Ahmad Al Mutanabbi. Banyak kalangan menganggap bahwa ia merupakan sastrawan terbesar.
Abu al-’Ala al-Ma’arri yang hidup antara 973 hingga 1057 Masehi merupakan sosok lainnya. Ia menjadi salah satu rujukan para sarjana Barat. Puisi-puisi yang ia ciptakan menunjukkan adanya perasaan pesimis dan skeptisme pada zaman ia hidup. Perkembangan sastra ini juga memberikan pengaruh kepada Spanyol.
Dalam konteks ini, tak ada penulis Barat yang mengungkapkan ketertarikan Eropa terhadap sastra Arab dalam bentuk yang lebih dramatis dan puitis dibandingkan penyair asal Inggris William Shakespeare. Hal menarik yang diciptakan Shakespeare adalah Pangeran Maroko yang merupakan salah satu tokoh agung dalam The Merchant of Venice. Pangeran Maroko dibuat dengan meniru Sultan Ahmed al-Mansur yang agung yang menunjukkan martabat kerajaan.
Pada masa pemerintahan Islam, musik juga mengalami perkembangan. Para penguasa pemerintahan Islam di Baghdad bahkan pergi ke Kordoba untuk memberikan dukungan kepada musisi dan perkembangan musik di sana. Alat musik pun banyak bermunculan. Bahkan, berkembang di luar wilayah Islam.
Misalnya oud, yang berbentuk setengah buah pir, berisi 12 string. Di Italia, oud menjadi il luto. Di Jerman, alat musik menjadi laute. Di Prancis, alat ini menjadi le luth. Di Inggris, ini menjadi lute. Rebab, yang merupakan salah satu bentuk dasar biola, menyebar dari Spanyol ke Eropa dengan nama rebec.
Rebana merupakan instrumen musik Arab yang juga diadaptasi oleh dunia Barat. Rebana terbuat dari kayu dan per kamen. Hingga saat ini, rebana masih digunakan di berbagai belahan dunia saat bermusik. Perkembangan musik dan alat musik ini ditopang pula oleh kegiatan yang biasanya diselenggarakan di istana.
Sumber: Dari berbagai sumber
Semoga bermanfaat!!!Source:konjiberayak.blogspot.com

READ MORE - Seperti Apakah Sastra dan Musik Mengiringi Sejarah Islam?

Arsip Blog

Seni-Art