Gema Musik Barok oleh BMS-JCO dan Capella Amadeus

sALAM pengantar untuk pergelaran "Simply Baroque" di Auditorium Citibank, Pondok Indah, Jakarta, Orkes Kamar Gesek Capella Amadeus pimpinan Grace Sudargo mengungkapkan kembali riwayat Barok, periode sejarah musik Eropa yang terentang sejak akhir zaman Renaisans hingga awal zaman Klasik, atau dari sekitar tahun 1600 hingga berkembang penuh antara tahun 1700-1750.

SELAIN musik, periode ini juga ditandai dengan kemajuan besar pada berbagai bidang, seperti dalam bidang ilmu pengetahuan, penemuan ilmiah, penjelajahan filsafat, seni rupa, dan sastra. Saudagar yang sukses pada zaman ini lalu juga memperluas golongan kelas menengah, sementara para bangsawan memburu seniman untuk memperkaya dan menghidupkan paguyuban mereka. Maka, yang lalu muncul adalah satu keragaman gaya dan bunyi, sehingga sejarawan perlu meminjam nama dari arsitektur untuk menjuluki zaman itu.

Jika kemudian yang dikenal adalah Barok (Inggris: baroque), maka asal-usulnya adalah barroco yang berasal dari bahasa Portugis, untuk menyebut mutiara yang bentuknya tidak beraturan dan digunakan untuk menjelaskan bangunan yang konstruksinya melengkung serta sangat kaya dengan dekorasi.

Khususnya tentang musik Barok, orang mengenalnya sebagai musik yang amat emosional. Salah satu ciri utamanya adalah munculnya pencampuran larik-larik melodi yang berlainan. Tetapi, meskipun berlainan, larik-larik tersebut tetap dalam batas asas tempo harmonik.

Pada zaman itu komposer melakukan eksperimen dengan instrumen-instrumen berbeda. Komposisi gaya baru dimunculkan oleh pemain virtuoso, seperti A Corelli dan Antonio Vivaldi.

Menyebut dua nama di atas juga sejalan dengan salah satu ciri perkembangan musik Barok, di mana biola beranjak ke panggung utama sebagai instrumen gesek yang paling utama dan tidak semata bertindak sebagai pengiring, tetapi sering dimainkan dengan peran yang setara suara (vokal).

Berikutnya, selain Corelli dan Vivaldi, yang menjadi ikon dalam permainan biola dan juga sebagai komposer, era ini juga melahirkan Johann Sebastian Bach dan George Frederick Handel dari paruh pertama abad ke-18. Musik Bach sering pula disebut sebagai puncak gaya musik Barok dan periode ini sendiri juga berakhir dengan berakhirnya era Bach pada pertengahan tahun 1700-an.

BMS-JCO dan Capella Amadeus

Tampaknya satu kebetulan bahwa pada pertengahan Mei kemarin di Jakarta dipergelarkan musik Barok oleh dua (atau tiga) grup pemusik. Yang pertama, Batavia Madrigal Singers (BMS) berkolaborasi dengan Jakarta Chamber Orchestra (JCO) dan yang kedua adalah Capella Amadeus String Chamber Orchestra (CASCO).

Dalam penampilan selama dua malam di Gedung Kesenian Jakarta (14 dan 15 Mei), BMS-JCO di bawah Konduktor Avip Priatna memilih Gloria dalam D Mayor R589 karya Vivaldi dan Magnificat dalam D Mayor BWV 243 karya Bach.

Ikut memperkuat BMS sebagai solis adalah Rozana Unsulangi dan Fitri Muliati (keduanya soprano), Yosefin E Tirtowidjojo (alto), Farman Purnama (tenor), dan Fritz B Simangunsong (bass).

Gloria yang dibuat setelah tahun 1715 dan dipentaskan pertama kali di Konservatorium Pieta ini mendapatkan teks dari misa latin tradisional dari Injil Lukas yang berisi tentang kabar sukacita perihal kelahiran Kristus. Adapun Magnificat juga memiliki teks yang diambil dari Injil Lukas, namun yang berisi kidung pujian Maria ketika Elizabeth memberi salam kepadanya sebagai calon bunda Kristus.

Mendengar kedua karya di atas, kesan yang muncul adalah kesyahduan dan sukacita yang silih berganti. Bila orkestra kini sudah tampil jauh lebih siap dibandingkan dengan waktu yang sudah-sudah, sehingga apa pun emosi yang mau diangkat dapat diekspresikan dengan solid dan konsisten, pada vokal mungkin hal semacam itu belum dicapai.

CASCO yang juga menampilkan musik Barok memperluas repertoar dengan menampilkan pula karya Johann Pachelbel (Kanon dalam D mayor), Marc-Antoine Charpentier (Suita), dan Handel (Konserto Groso dalam G Mayor Op 6 No 1), selain Bach dan Vivaldi.

Sebelum "Simply Baroque", grup musik ini menampilkan opera lengkap La Serva padrona ciptaan Pergolesi Agustus tahun silam. (Ninok Leksono)

Sumber:http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0405/28/Musik/1049102.htm