Mbah Surip Bangkitkan Solidaritas Seniman

mbah-surip.jpg3

SOLIDARITAS: Sejumlah seniman di Kota Bandung menggelar kegiatan melukis untuk mengenang almarhum Mbah Surip, kemarin.

BANDUNG (SI) – Meninggalnya Mbah Surip,seniman sekaligus penyanyi fenomenal, beberapa hari lalu membuat komunitas pelukis di Pasar Seni Tamansari, Kota Bandung, Jawa Barat,turut mengabadikan sosoknya pada sebuah kanvas.
Bahkan, setengah dari hasil penjualan lukisan-lukisan tersebut akan disumbangkan kepada keluarga Mbah Surip. Sebanyak lima pelukis bekerja secara maraton sejak pagi hingga sore kemarin, menorehkan kuasnya pada sebuah kanvas, mengabadikan beberapa momen penting sosok pria asal Mojokerto, Jawa Timur. Aktivitas para pelukis tersebut menjadi perhatian pengunjung Pasar Seni Tamansari yang berada di Jalan Tamansari.
Koordinator solidaritas pelukis untuk Mbah Surip, Suherman mengatakan, aksi ini merupakan salah satu bentuk bela sungkawa yang mendalam dari para pelukis Bandung atas meninggalnya Mbah Surip.Apalagi,seniman jalanan ini semasa hidupnya dikenal akrab dengan para seniman Bandung dan Jakarta. Suherman mengatakan, hasil penjualan lukisan akan diberikan kepada keluarga Mbah Surip setelah dipamerkan pada acara Ancol Art Festival atau Jambore Seni Rupa Nasional ke-14 yang digelar 7- 17 Agustus mendatang.
”Harga yang kami tawarkan dari Rp2,5 juta hingga Rp10 juta per lukisan,” jelas Suherman kemarin. Pada beberapa lukisan,tampak Mbah Surip dengan topi khasnya yang berwarna-warni ala rastafara. Ada juga lukisan Mbah Surip sedang menaiki sepeda onthel dan gitarnya, hingga sosok penyanyi reggae ini tampil dengan rambut gimbalnya. Pelukis Gino Suparna mengatakan, dirinya berusaha menggambarkan sosok Mbah Surip saat masih dalam masa susah.
Dia melukis Mbah Surip sedang mengendarai sepeda dengan menenteng tas, gitar, dan di bagian bawahnya terdapat kertas putih yang berserakan dengan jumlah sangat banyak. “Saya ingin menggambarkan bagaimana Mbah Surip adalah sosok yang pantang menyerah,” papar Gino.Sedangkan kertas yang berhamburan, menggambarkan bahwa setelah meninggal, Mbah Surip dikenang dan disukai masyarakat Indonesia.
Sementara itu, pelukis Abu Djumhur M melukis wajah Mbah Surip. Lukisan ini didominasi warna biru dan terdapat gambar hati terbang di atas kepala Mbah Surip. “Warna biru menggambarkan sebuah kedamaian yang dibawa Mbah Surip,seperti dalam lagunya Tak Gendong,”papar Abu. (arif budianto)

Sumber:http:www.seputar-indonesia.com