Menuju Otak yang Seimbang Melalui Jalur Musik

Menyeimbangkan IQ dan EQ memang bukanlah perkara mudah. Namun, sepanjang itu telah diniatkan, hal tersebut tidak terlalu sulit. Gaya hidup sehat, sudah sejak lama diketahui dapat membangun kecerdasan emosional. hal ini sejalan dengan inti pengendalian emosi, yaitu keseimbangan, termasuk keseimbangan anatara kesehatan fisik dan mental. Meditasi dan latihan pernapasan akan membuat sistem peredaran darah menjadi lebih lancar dan energi atau pikiran-pikiran negatif yang dapat merusak kesehatan fisik dan mental akan terpental keluar.

Selain gaya hidup sehat, musik pun dapat menyeimbangkan fungsi otak kanan dan otak kiri, ini berarti juga menyeimbangkan perkembangan aspek intelektual dan emosional. Murid Sekolah Dasar yang mendapat pendidikan musik di sekolahnya, saat dewasa akan menjadi manusia yang berpikiran logis, cerdas, kreatif, dan mampu mengambil keputusan, serta mempunyai empati. Contoh, di Inggris, anak TK yang memiliki kemampuan membaca di bawah rata-rata, dapat mengejar kemampuan teman-teman mereka di kelompok rata-rata, sesudah mendapat pelajaran musik tambahan. Mereka belajar menyanyi dalam kelompok melalui latihan ketepatan nada dan irama, yang disertai juga latihan kepekaan emosi.

Sementara, di Amerika Serikat murid kelas 1-4 SD sudah mendapat pelajaran musik selama 75 menit setiap minggu. Sedangkan, murid kelas 5 SD memperoleh pelajaran musik selama 80 menit setiap minggu. itulah sebabnya, mereka sudah dapat membuat koor dengan aransemen yang sulit untuk tiga suara dan dapat memainkan beberapa instrumen musik di usia sangat muda. Di tingkat SLTP siswa memperdalam pelajaran musik dan mengadakan pertunjukkan. Sedangkan, anak tingkat SMA sudah melangkah pada bentuk sebuah konser.

Tak hanya di Inggris dan Amerika Serikat, di sejumlah Universitas di Jepang pun juga banyak yang mempunyai orkes simfoni, sebagai kelanjutan dari pelajaran musik di tingkat SD, SLTP, dan SLTA.

Dengan adanya beberapa contoh di beberapa negara lain. Sayangnya, kurikulum pendidikan di Indonesia masih belum mendukung terciptanya keseimbangan intelektual dan emosi melalui jalur musik. Source:episentrum.com