Melayu Menerima Tari Zapin dengan Cerdas

Melayu Menerima Tari Zapin dengan Cerdas

Melayu Menerima Tari Zapin dengan Cerdas

TEMU ZAPIN: Penampilan OK Nizami Jamil dan Yoserizal mengawali pembukaan helat Temu Zapin Indonesia 2010, Senin (19/7/2010).(DCF/SAID MUFTI)

PEKANBARU (RP) - Pada mulanya, Tari Zapin datang dari kawasan jazirah Arab dan singgah ke kawasan-kawasan pesisir, termasuk Indonesia, terutama kawasan Melayu.

Uniknya, orang-orang Melayu menerima zapin tidak asal terima, melainkan menerimanya dengan cerdas yakni memasukkan unsur-unsur lokal, sesuai dengan kondisi kedaerahannya. Pada perkembangannya menjadilah zapin Arab dan zapin Melayu.
Paling tidak, itulah pernyataan molek dari seorang Tom Ibnur, salah seorang tokoh Zapin Indonesia yang bertindak sebagai kurator pada Temu Zapin Indonesia 2010 di Hotel Ratu Mayang Garden, 19-20 Juli. Bersama Ben M Pasaribu, Tom mengupas tari Zapin yang cukup mengesankan dan bermuatan petuah-petuah. Tidak hanya gerak yang beragam, bahkan penyebutan zapin di setiap daerah juga bermacam-macam seperti Gana, Jipen, Begana dan lainnya.
“Melayu menerima Zapin dengan cerdas sehingga Zapin Melayu menjadi beragam karena setiap daerah, terutama kawasan pesisir memasukkan unsur-unsur lokal, sesuai dengan kondisi alamnya,” ulas Tom, Senin (19/7) malam, di sela-sela penampilan grup-grup Zapin.
Paling tidak, terhitung sebanyak 13 grup Zapin yang tampil, baik menampilkan zapin tradisi, kreasi maupun inovatif. Pembukaan helat zapin tersebut diawali dengan penampilan dua orang budayawan yakni OK Nizami Jamil (Riau) dan Yoserizal (Medan) dengan iringan gambus Amad, si pemetik gambus cilik asal Negeri Terubuk Bengkalis. Usai pembukaan, oleh Kadis Budpar Riau Drs HR M Yamin mewakili Gubri yang berhalangan, penampilan-penampilan pun digelar.
Bengkalis didaulat menampilkan Zapin tradisinya dan dilanjutkan dengan penampilan Medan, Pelalawan, Siak, Jambi, Penyengat, Tembilahan, Pekanbaru. Khusus mahasiswa IKJ menampilkan zapin inovatif yang mengkolaborasikan Zapin dengan hip-hop yang tentunya, tari tersebut menjadi berbeda dan berwarna. Namun begitulah tradisi, senantiasa mengalami perubahan mengikuti zamannya.
‘’Helat ini diharapkan menjadi kebanggaan serta tantangan untuk melestarikan, mempertahankan dan mengembangkan tradisi agar tidak aus ditutupi pengaruh luar,’’ ungkap RM Yamin.
Sementara itu, SPN Iwan Irawan Permadi yang bertindak sebagai Art Direktor mengemukakan, Riau ditunjuk menjadi Zapin Center di Asia dan dimulai tahun depan. Helat ini menjadi ajang silaturahmi dan pendataan komunitas serta ragam zapin yang berkembang di Indonesia sejak dulu hingga hari ini.
‘’Saat ini kita sedang melakukan pendataan ragam zapin yang ada di Indonesia dan tahun depan diharapkan Zapin Center sudah berjalan,’’ kata Iwan Irawan mengakhiri.(fed)

Source:www.riaupos.com