Konser Blacan Aromatic Segar dan Inspiratif

Konser Blacan Aromatic Segar dan Inspiratif

Aksi memukau, Matrock bersama grup asuhannya Blacan Aromatici di Gedung Teater Tertutup Anjungan Seni Idrus Tintin, Sabtu (1211). (Foto: teguh prihatna/riaupos)

Laporan FEDLY AZIZ, Pekanbaru
fedly-azis@riaupos.com
Petikan gambus yang ditingkahi gesekan biola serta hentakan gendang yang dimainkan anak-anak Blacan Aromatic, sukses menghibur penonton yang hadir pada Pergelaran Tunggal Musik Kolaborasi, di Gedung Idrus Tintin (eks Purna MTQ), Sabtu (12/11) pukul 20.00 WIB. Penonton yang hadir seakan terhipnotis oleh kolaborasi musik instrumental melayu yang tersaji dengan apik.
Pertunjukan ini sendiri adalah pertunjukan yang sudah digelar sejak Jumat (11/11) malam. Dalam pertunjukan bertajuk ‘’Kayuh Segala Muara’’ di malam kedua, sekaligus malam terakhir ini, Matrock Cs menyuguhkan sebanyak 12 garapan musik kolaborasi yang kental dengan nuansa melayu.
Belasan anak-anak muda yang tergabung beraksi di atas panggung tampak percaya diri membawakan garapan demi garapan. Dengan kemasan modern dipadu musik tradisi dengan tampilan gaya anak muda sekarang, pentunjukan musik instrumental melayu ini terdengar lebih segar. Hal ini mendapat apresiasi positif dari penonton yang hadir. Tepuk tangan tak henti-hentinya bergema setiap satu garapan berakhir.
‘’Menabuh Amuk’’ salah satu lagu yang dimainkan berhasil menggambarkan dan menceritakan keprihatinan masyarakat pesisir yang hidup dalam kemiskinan dan kesederhanaan. Lebih menariknya, di garapan berjudul antara lain ‘’Membaca Riau, Jelatik, Ganjil Plus Drop Out (Matrock, Adi, Ridho), Hungkal in A Minor (Matrock featuring Rino Dezapaty), Tali Air, Menabuh Amuk (bersama mahasiswa AKMR), Musik Cabuh dan ditutup dengan Serap.’’
Pada penampilan terakhir, Matrock, sang komposer lagu dalam pertunjukan ini mempertontonkan kebolehannya bermain gambus diiringi instrument musik lainnya. Penampilan penutup memberi akhir yang memuaskan bagi penonton malam itu.
Secara keseluruhan, pertunjukan yang didukung oleh Riau Pos Grup, Yayasan Sagang, AKMR, Riau Rhythm Chambers Indonesia dan beberapa pendukung acara lainnya berjalan sukses. Dewi (21), salah satu penonton yang hadir mengaku puas melihat pertunjukan malam itu. ‘’Bagus ya, karena jarang anak muda yang mau mendalami musik tradisional,’’ ujarnya.
Chairman Riau Pos Grup, Rida K Liamsi yang menonton pertunjukan didampingi istrinya, Asmini Syukur, memberi apresiasi atas tampilan komunitas ini. ‘’Sebagai sebuah karya anak-anak muda dalam eksperimen mereka, menurut saya ini penampilan yang bagus. Hanya perlu dikemas lebih baik, pentasnya dikemas lebih bagus. Tapi pada dasarnya sudah bagus,’’ ujar Rida K Liamsi.
Dilanjutkannya, komunitas ini sudah mampu menggali khasanah kebudayaan melayu. ‘’Musiknya, lagunya, dan instrumentnya bisa menggambarkan bagaimana kehidupan masyarakat melayu. Patut diapresiasi, karena mereka menyadari bahwa mereka bisa. Mereka tidak kalah dengan yang lain-lainnya. Tidak kalah dengan cabang-cabang seni yang lain, cabang-cabang hidup yang lain, apakah bisnis, apakah politik, sama,’’ tukasnya.
Dikatakan Rida K Liamsi, dunia kesenian itu memberi harapan. ‘’Sehingga mereka memahami di dalam diri mereka bahwa mereka itu mampu dan sanggup bersaing,’’ katanya lagi.
Sementara itu, Sastrawan Riau, Taufik Ikram Jamil mengatakan, pertunjukan malam itu merupakan pertunjukan yang inspiratif. ‘’Bagus dan inspiratif. Dapat kita lihat berbagai kemungkinan-kemungkinan bahwa apa yang kita sebut tradisi itu sebetulnya bukan harus dengan takzim, dengan hikmat dan begitu formal. Tapi memungkinkan untuk dieksplorasi bagi kaum muda sekarang ini, lebih segar dan tidak beku,’’ kata Taufik Ikram Jamil.
Meski begitu, ia mengatakan bagaimanapun juga karena ini seni pertunjukan, maka faktor penampilan ke depannya harus juga diperhatikan. ‘’Karena tidak akan lepas dari penampilannya di atas panggung. Alangkah bagusnya jika nanti diperbaiki ke depannya,’’ jelasnya.
Matrock, sang komposer ketika ditemui Riau Pos usai acara mengaku puas. ‘’Acara dimulai dari semangat kawan-kawan, saya hanya sebagai motornya saja,’’ ujar Matrock.
Melalui pertunjukan ini, ia ingin menunjukkan keresahan yang ada di dalam diri setiap manusia. ‘’Saya mengajak mereka untuk resah, biar mereka tahu ada sifat resah di dalam diri kita masing-masing,’’ lanjutnya.
Setelah pertunjukan kali ini, di masa yang akan datang Matrock mempunyai asa untuk membuat pertunjukan yang lebih besar lagi. ‘’Semoga bisa telaksana, tentunya dengan persiapan dan perencanaan yang lebih baik lagi,’’ ujarnya sambil mengatakan untuk pertunjukan kali ini ia beserta Komunitas Blacan Aromatic menghabiskan waktu latihan selama enam bulan.(*1/mar) .Source:www.riaupos.co.id/