Musik Sunda Gebrak Belgia

Musik Sunda Gebrak Belgia

Musik dari daerah Sunda, seperti kecapi suling, dengan vokalis Euis Komariah dan Neneng Dinar Ratnasuminar, serta degung dan gamelan Kyai Fatahilah menggebrak masyarakat Belgia dalam Festival Budaya Indonesia di tiga kota negeri itu.
Selain itu, tari Jaipong dan Topeng Cirebon mendapat sambutan luar biasa di panggung gedung teater bergengsi Zuiderperhuis, kota Antwerpen, demikian konsul sosial dan kebudayaan KBRI Brussels PLE Priatna dalam siaran pers yang diterima Antara, di Jakarta, Minggu.
Menurut Priatna,  ritme tabuhan gamelan Kyai Fatahilah asuhan Nano Suratno dan komposer Iwan Gunawan dari Bandung itu menjadi pintu utama mengenal dan mencintai Indonesia.
KBRI Brussel bekerjasama dengan Robert dan Maria Van den Bos, dari Konsorsium Seni Anmaro-Amsterdam menampilkan tari dan musik gamelan Sunda, Jawa, dan Bali di tiga kota: Gent, Antwerpen dan Brussels dalam kemasan Festival Budaya Indonesia 2010.
"Kesenian dan tari Sunda serta gamelan Jawa, tidak kalah memikat ditampilkan dengan tari dan gamelan Bali di jantung Uni Eropa ini," ujar PLE Priatna, pengelola Pusat Budaya Indonesia di Brussels yang menggagas puluhan kali pentas seni budaya di Belgia dan Luksemburg.
Sepekan Budaya Indonesia di tiga kota besar itu, kata dia,  memperoleh sambutan publik Belgia. "Diplomasi budaya  yang sarat dengan warna tradisi dan keunikan keindonesian  menjadi elemen promosi yang ampuh untuk merebut simpati," katanya.
Puncak acara Festival Indonesia di Museum Bozar-Brussel dibuka PM Belgia Yves Leterme bersama Wakil Menteri Perdagangan RI Mahendra Siregar bersamaan dengan partisipasi Indonesia dalam pameran dagang "Flanders Expo Accenta 2010" di kota Gent.